Kenali Alasannya: Darah Keluar Saat Hamil 3 Bulan Tanpa Rasa Sakit
Bunda yang sedang menjalani kehamilan tentu ingin semuanya berjalan lancar ya kan. Namun, bagaimana jika tiba-tiba muncul flek atau darah saat usia kehamilan memasuki 3 bulan? Apalagi jika tidak disertai rasa sakit, apakah ini tanda bahaya atau justru masih tergolong normal?
Keluar darah saat hamil, terutama ketika usia kandungan memasuki 3 bulan, bisa membuat ibu hamil merasa cemas. Apalagi jika perdarahan tersebut tidak disertai rasa sakit.
Pada trimester pertama kehamilan, sekitar 20 persen ibu hamil mengalami perdarahan ringan. Tidak semua perdarahan berarti masalah serius, namun penting untuk memahami penyebab dan langkah yang tepat jika hal ini terjadi.
Apakah normal keluar darah saat hamil 3 bulan?
Pada trimester pertama (hingga usia kehamilan 12 minggu), perdarahan ringan atau bercak bisa terjadi pada sekitar 20% ibu hamil. Bahkan, sebagian besar dari mereka tetap melanjutkan kehamilan dengan sehat dan aman.
Dikutip dari Tohir78 menjelaskan bahwa sekitar 15â25 persen ibu hamil mengalami perdarahan ringan selama trimester pertama, dan banyak di antaranya tetap menjalani kehamilan dengan sehat. ACOG juga menyebutkan bahwa bercak darah bisa disebabkan oleh hubungan seksual, infeksi, atau perubahan pada serviks.
Selain itu, dilansir dari Cleveland Clinic mencatat bahwa meskipun perdarahan ringan tanpa nyeri bisa disebabkan oleh perubahan normal pada tubuh selama kehamilan, namun tetap perlu dilakukan evaluasi medis untuk menyingkirkan kemungkinan komplikasi serius seperti kehamilan ektopik atau keguguran.
Jika darah yang keluar sedikit, berwarna merah muda atau cokelat, dan tidak disertai kram hebat, kemungkinan besar ini adalah kondisi yang masih tergolong normal. Namun, tetap perlu diperiksa oleh dokter ya Bunda.
Penyebab keluar darah saat hamil 3 bulan tanpa nyeri
Perdarahan ringan saat kehamilan trimester pertama (termasuk usia 3 bulan) cukup sering terjadi dan tidak selalu menandakan adanya masalah serius, terutama jika tidak disertai rasa sakit. Namun, penting untuk mengenali kemungkinan penyebabnya agar ibu hamil tetap waspada dan tidak mengabaikan kondisi ini.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab perdarahan ringan yang tidak disertai rasa sakit pada usia kehamilan 3 bulan:
1. Perubahan pada leher rahim (serviks)
Saat hamil, aliran darah ke leher rahim meningkat, membuat jaringan serviks menjadi lebih lunak dan sensitif. Akibatnya, aktivitas ringan seperti hubungan seksual atau pemeriksaan dalam bisa menyebabkan perdarahan ringan.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebutkan bahwa hal ini merupakan salah satu penyebab paling umum dari perdarahan ringan di trimester pertama.
2. Polip serviks
Polip serviks adalah pertumbuhan jinak di area leher rahim yang dapat berdarah, terutama ketika tergesek. Polip lebih mudah berdarah selama kehamilan karena meningkatnya kadar estrogen dan aliran darah ke area serviks.
3. Implantasi yang terlambat
Pada sebagian kasus, perdarahan ringan akibat penempelan embrio ke dinding rahim bisa terjadi agak terlambat, bahkan saat usia kehamilan sudah masuk minggu ke-10 hingga ke-12.
4. Infeksi ringan
Infeksi di vagina atau serviks dapat menimbulkan flek atau bercak darah, meskipun tidak selalu disertai keluhan nyeri. Biasanya, kondisi ini juga disertai keputihan yang tidak biasa.
Perdarahan yang harus diwaspadai
Meskipun banyak kasus perdarahan ringan pada trimester pertama bersifat tidak berbahaya, Bunda tetap perlu waspada. Ada beberapa jenis perdarahan yang bisa menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan dan perlu ditangani segera oleh tenaga medis.
Berikut ini adalah tanda-tanda perdarahan yang perlu diwaspadai:
1. Perdarahan dengan volume banyak
Jika darah yang keluar berjumlah banyak, seperti menstruasi atau lebih, ini bisa menjadi pertanda gangguan serius pada kehamilan. Terutama jika darah yang keluar berwarna merah terang dan berlangsung terus-menerus.
2. Disertai gumpalan atau jaringan
Keluarnya bekuan darah atau jaringan bisa menandakan adanya keguguran. Dalam kasus keguguran spontan, janin dan jaringan kehamilan dapat keluar bersama darah.
3. Perdarahan yang disertai gejala tambahan
Jika perdarahan disertai dengan:
- Pusing atau lemas hebat
- Nyeri perut bagian bawah
- Nyeri bahuDetak jantung cepat
- Demam
Maka kondisi ini bisa menunjukkan komplikasi serius, seperti kehamilan ektopik atau infeksi.
4. Perdarahan yang terjadi berulang
Perdarahan yang muncul lebih dari satu kali dalam minggu yang sama, atau berlangsung selama beberapa hari berturut-turut, perlu dikonsultasikan segera ke dokter kandungan.
![]() |
Kemungkinan kondisi serius yang menyebabkan perdarahan
Berikut ini beberapa kondisi serius yang bisa menyebabkan perdarahan saat hamil:
a. Keguguran tanpa gejala (missed abortion)
Kondisi di mana janin berhenti berkembang, tetapi tidak keluar dari rahim secara spontan. Ibu hamil biasanya tidak merasakan nyeri, namun bisa mengalami perdarahan ringan hingga sedang. Sebuah studi menyatakan bahwa perdarahan ringan di awal kehamilan tetap berkorelasi dengan peningkatan risiko keguguran dini.
b. Kehamilan ektopik
Merupakan kondisi saat embrio menempel dan berkembang di luar rahim, umumnya di tuba fallopi. Gejalanya bisa ringan atau tidak terasa pada awalnya, namun dapat berkembang menjadi nyeri hebat dan perdarahan yang membahayakan jika tidak ditangani segera. Menurut Cleveland Clinic, kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1â2 persen kehamilan dan bisa berakibat fatal bila pecah.
c. Plasenta previa
Plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (serviks), sehingga menyebabkan perdarahan, terutama saat kehamilan bertambah tua. Plasenta previa bisa terdeteksi melalui USG sejak trimester pertama atau awal trimester kedua, meskipun sering kali berkembang tanpa nyeri. British Medical Journal mencatat bahwa ini adalah salah satu penyebab utama perdarahan tanpa nyeri pada trimester awal dan tengah.
Apa yang harus dilakukan?
Jika mengalami perdarahan ringan saat hamil 3 bulan meski tanpa nyeri, berikut langkah yang bisa dilakukan:
- Istirahat dan hindari aktivitas berat
- Hindari hubungan intim untuk sementara waktu
- Catat warna, jumlah, dan durasi perdarahan
- Segera periksakan diri ke dokter kandungan
Dokter akan melakukan pemeriksaan, biasanya dengan USG, untuk memastikan kondisi janin, posisi plasenta, dan kesehatan rahim secara keseluruhan.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas Tohir78Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Komentar
Posting Komentar